Pada saat aku memutuskan berhenti kerja, banyak mata yang
memandangku dengan ekspresi yang berbeda.
Beberapa teman bilang, “Jadi ibu RT itu membosankan,
kesepian, dan merana karena kehilangan kebebasan”.
Beberapa teman bilang, “Sangat menyedihkan untuk
meninggalkan atribut kecantikan dan jadi wanita butek yang lupa berdandan
karena sibuk mengurusi anak”
Beberapa teman bertanya, “Apakah memang suami kamu sanggup
sendirian menunjang beban financial keluarga yang berat, apalagi dengan
kenyataan anak akan bersekolah?”
Sejujurnya, aku sama sekali tak pernah memikirkan masalah
penampilan, atribut-atribut, gengsi, dan lain-lain..yang kupikirkan apakah
memang semua pengorbanan ini layak dan sepantasnya diberikan?Dan aku juga tau,
sekali melangkah, tidak akan ada jalan untuk kembali lagi ke kondisi
sebelumnya, take it and face it..never turning back.
Dan ternyata, keputusan ini memang tidak akan pernah
disesali..
Melihat dan ada pada saat anak tumbuh dan berkembang
memberikan kenangan tersendiri, menumbuhkan rasa cinta, meski terkadang kita
lelah hati, frustrasi dan merasa tak mampu.
Zhose seperti mengambil role sebagai pelindung (the
protector) dan Greg seperti penyembuh (the healer)..ketika aku sakit atau
sedih, Zhose bertanya dan mencari cara supaya aku kembali sehat dan Greg
berbaring bersamaku dengan pandangan mata tak berdosanya…how precious!
Ketika pembantu akhirnya pergi, dalam kelelahan bekerja,
ketika anak-anak bangun, mencari mamanya dan menemukannya…senyum kebahagiaan
yang terpancar itu adalah obat lelah yang tiada duanya.
Kepasrahan dan kepercayaan yang diberikan dengan tanpa dosa
oleh anak kepada kita adalah harta dari Tuhan yang kadang kita tak paham
nilainya. .ketika merasakan, baru kita mengerti, itupun kalau kita memilih
untuk mengerti.
Cinta tidak pernah bisa digantikan dengan materi, cinta
seringkali menyakitkan, melelahkan, tapi selalu memberi kekuatan yang membuat
kita bangkit berdiri dari setiap keputusasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar